Jumat, 13 Juni 2014

Sejarah Perkembangan Metode Penyandian Kriptografi


Setelah banyak orang yang melek huruf, tulisan-tulisan lokal sudah tidak dapat digunakan untuk mengirim pesan rahasia karena mudah dipelajari musuh sehingga diciptakanlah kriptografi yang sebenarnya. Pada sekitar 40 abad yang lalu orang-orang Mesir telah menggunakan kriptografi untuk mengirim pesan kepada prajurit yang berada di medan perang sehingga pesan tidak dapat diketahui musuh meskipun pembawa pesan tertangkap. Pada sekitar 400 SM, bangsa Spartan menggunakan kriptografi dalam bentuk sepotong papyrus atau perkamen yang dibungkus dengan batang kayu.

Sandi klasik yang paling terkenal yaitu Caesar cipher yang diciptakan oleh kaisar Romawi Julius Caesar. Sandi ini termasuk sandi substitusi dimana setiap huruf pada teks terang plaintext digantikan oleh huruf lain yang memiliki selisih posisi tertentu dalam alfabet. Misalnya apabila digunakan geseran 3, huruf a terenkripsi menjadi c, b terenkripsi menjadi d dan seterusnya. Julius Caesar menggunakannya untuk berkomunikasi dengan para panglimanya yang tentunya telah diberitahu kuncinya terlebih dahulu.

Cipherteks yang dihasilkan oleh cipher klasik dan beberapa cipher modern selalu memperlihatkan informasi statistik tentang plainteks, yang seringkali dapat digunakan untuk memecahkannya. Setelah penemuan analisis frekuensi oleh matematikawan Arab, Al-Kindi (Alkindus), pada abad ke-9, hampir semua cipher tersebut menjadi lebih mudah dipecahkan oleh penyerang informasi. Al-Kindi menulis sebuah buku tentang kriptografi berjudul Risalah fi al-Istikhraj Mu'amma (Naskah untuk Mengartikan Pesan Cryptographic), yang merupakan penjelasan tentang teknik kriptanalisis pertama. Ia mengungkapkan bahwa teks dalam Al Qur'an memiliki variasi frekuensi huruf yang dapat dianalisis. Hal ini dimanfaatkan untuk memecahkan cipher yang disebut metode kriptanalisis dengan analisis frekuensi.

Pada perang dunia kedua, Jerman menggunakan mesin enigma atau disebut dengan mesin rotor yang digunakan Hitler untuk mengirim pesan kepada para tentaranya di medan perang. Jerman sangat yakin bahwa pesan yang dienkripsi menggunakan enigma tidak dapat dipecahkan. Tetapi anggapan itu keliru, karena setelah bertahun-tahun mempelajarinya, sekutu berhasil memecahkan kode-kode tersebut. Enigma yang digunakan Jerman dapat mengenkripsi pesan sehingga memiliki 15x10^{18} kemungkinan untuk mendekripsi pesan.

Perkembangan komputer memungkinkan enkripsi pesan menjadi lebih mudah dan kompleks dan dapat disajikan dalam format biner, tidak seperti sandi klasik yang hanya dienkripsi ke dalam teks bahasa tertulis. Namun, komputer juga membuat kriptanalisis menjadi lebih mudah karena dapat melakukan perhitungan dengan cepat. Untuk itu, diperlukan suatu algoritma kriptografi yang sulit untuk dipecahkan. Pada tahun 70-an IBM mendesain algoritma DES (Data Encryption Standard) yang digunakan oleh pemerintah federal amerika untuk mengenkripsi informasi. DES merupakan mekanisme kriptografi yang paling terkenal.

Pada tahun 1976 Diffie dan Hellman memperkenalkan konsep baru dalam tulisannya yang berjudul New Directions in Cryptography. Tulisan ini memperkenalkan konsep revolusioner kriptografi kunci publik dan juga memberikan metode baru pertukaran kunci, keamanan yang berdasar pada kekuatan masalah logaritma diskrit. Meskipun mereka tidak memiliki realisasi praktisnya, namun idenya menumbuhkan ketertarikan pada komunitas kriptografi. Pada tahun 1978 Rivest, Shamir dan Adleman mengusulkan rancangan enkripsi kunci publik yang dinamakan RSA. RSA berdasarkan pada masalah faktorisasi bilangan yang sulit sehingga sampai sekarang sistem RSA masih digunakan karena masih dianggap aman. Sistem lain yang merupakan kunci publik diusulkan oleh Taher ElGamal pada 1985 yang berdasarkan pada masalah logaritma diskret.

Salah satu kontribusi penting dari kriptografi kunci publik adalah tanda tangan digital. Pada tahun 1991 standar internasional pertama untuk tanda tangan digital diadopsi. Standar ini berdasar pada rancangan kunci publik RSA. Pada 1994 pemerintah Amerika Serikat mengadopsi Digital Signature Standard, sebuah mekanisme kriptografi yang berdasar pada algoitma ElGamal. Perkembangan kriptografi sampai sekarang masih menunjukkan kemajuan yang signifikan. Berbagai konsep matematika digunakan dalam merancang sistem kriptografi baru yang lebih aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar